Info Sekolah
Minggu, 08 Sep 2024
  • Lembaga Kursus Komputer
  • Lembaga Kursus Komputer
18 Agustus 2024

VOKAL & NOTASI MUSIK

Minggu, 18 Agustus 2024 Kategori : Tanpa Kategori

1. Asal Usul Vokal

Musik vokal dianggap lahir dari adanya usaha manusia untuk berkomunikasi antar sesamanya. Musik vokal muncul pada zaman periode Renaissance dengan teknik Acappella, yaitu bernyanyi tanpa diiringi instrumen dengan teknik dan harmonisasi yang bagus. Pada zaman Renaissance, vokal lebih dipentingkan daripada instrumen, sehingga komposer lebih memperhatikan syair untuk meningkatkan kualitas syair dan emosi lagu. Musik adalah salah satu seni yang bersifat universal, artinya dapat digemari, dinikmati, dan didengar oleh semua lapisan masyarakat. Dalam musik terdapat musik instrumental dan musik vokal yang dapat didengar, dirasakan, dan dihayati keindahannya melalui beragam jenis lagu, seperti seriosa, jazz, pop, keroncong, dan dangdut. Suara manusia merupakan instrumen yang telah ada sejak lahir, dan ini merupakan alat yang kemanapun seseorang itu pergi akan dibawanya dan dipergunakan baik dalam berbicara atau dalam musik vokal. Baik buruknya suara manusia tergantung pada keadaan dan kualitas materi suara.

a. Produksi suara

Alat musik seorang penyanyi ada pada tubuhnya sendiri yang terdiri dari selaput suara/pita suara sebagai sumber bunyi, badan dengan rongga kepala, kerongkongan, mulut, rongga perut, rongga dada, dan diafragma. Suara yang bagus adalah hasil dari cara pembentukan bunyi yang benar, sekaligus juga karena resonator yang baik. Dalam tubuh manusia terdapat beberapa tempat resonator: dada, mulut, hidung, kerongkongan, dan kepala. Udara yang keluar akan menggetarkan pita suara dan melibatkan resonator turut bergetar sehingga menghasilkan bunyi.

b. Teknik Pernafasan

Pernafasan merupakan unsur penting dalam memproduksi suara. Tanpa pernafasan yang baik dan benar, seseorang tidak dapat bernyanyi dengan baik.

2. Jenis-Jenis Pernafasan

a. Pernafasan dada

Dengan cara mengisi udara dalam paru-paru bagian atas. Pernafasan ini sangat pendek dan tidak cocok untuk digunakan dalam vokal.

b. Pernafasan Perut

Dengan cara membuat perut berongga besar sehingga udara luar dapat masuk. Pernafasan ini kurang efektif untuk vokal, karena udara dengan cepat dapat keluar sehingga paru-paru menjadi lemah dan cepat letih.

c. Penafasan Diafragma

Saat diafragma menegang atau lurus maka rongga dada dan rongga perut menjadi longgar dan “volume” menjadi bertambah. Volume yang bertambah ini mengakibatkan tekanan berkurang sehingga udara dari luar dapat masuk ke paru-paru, dan nafas yang dikeluarkan dapat diatur secara sadar oleh diafragma dan otot-otot bagian samping kiri. Pernafasan ini paling cocok untuk bernyanyi karena dapat mengambil nafas sebanyak-banyaknya dan mengeluarkan secara perlahan-lahan dan teratur.

3. Wilayah Suara

Pada umumnya jenis suara orang dewasa terbagi atas Sopran, Alto, Tenor, dan Bas. Jenis suara perempuan yaitu Sopran dan Alto, sedangkan untuk jenis suara laki-laki Tenor dan Bas. Suara manusia dewasa:

Perempuan

  • Alto: F kecil – D2
  • Mezzo sopran: A kecil – F2
  • Sopran: C1 – A2

Laki-laki

  • Tenor: C kecil – A1
  • Bariton: A kecil – F1
  • Bas: F bas – D1

Sumber: An Appreciation of Music

1. Notasi Balok

Notasi balok merupakan standar yang digunakan dalam penulisan notasi musik. Setiap nada mempunyai frekuensi yang berbeda, sehingga penempatan posisi not pada garis paranada dilakukan berdasarkan tinggi-rendahnya nada tersebut. Nada adalah bunyi yang dihasilkan dari alat musik, yang mempunyai durasi, pitch, intensitas, dan warna. Sebuah not balok mewakili sebuah nada, bentuk not balok tersebut menunjukkan hitungan yang terdapat pada nada yang diwakilinya. Dalam penotasian musik, dikenal 2 kondisi yaitu not dan rest. Not digunakan untuk menunjukkan adanya nada tertentu, sedangkan rest digunakan untuk menunjukkan tidak adanya nada. Tabel 1 berikut ini menunjukkan bentuk dan nilai not balok yang merepresentasikan nada (not) dan yang merepresentasikan tanda diam (rest).

Tabel 1. Simbol Not Balok Untuk Tiap Hitungan

NotRestNama (Nilai)NotRestNama (Nilai)
SemibreveRest SemibreveSemibreve (4)MinimsRest MinimsMinims (2)
CrotchetRest CrotchetCrotchet (1)QuaverRest QuaverQuaver (1/2)
SemiquaverRest SemiquaverSemiquaver (1/4)DemisemiquaverRest DemisemiquaverDemisemiquaver (1/8)

2. Garis Paranada

Garis paranada merupakan lima garis sejajar dengan empat ruang kosong di antaranya, untuk menempatkan not balok sesuai dengan tinggi rendahnya nada. Not-not ditempatkan pada garis atau ruang kosong di antaranya. Semakin tinggi posisi not semakin tinggi nada yang dihasilkan, demikian pula sebaliknya. Cara pembacaan not pada garis paranada adalah dari kiri ke kanan.

Gambar 1. Garis Paranada

3. Tanda Kunci

Tanda kunci adalah tanda yang ditempatkan pada permulaan garis paranada, untuk menentukan nama nada dan menetapkan tinggi-rendah nada dengan tepat. Kunci yang umum digunakan dalam musik adalah kunci treble dan kunci bass. Berikut ini adalah contoh gambar tanda kunci dan contoh posisi not dalam tanda kunci. Gambar 2 berikut ini menunjukkan berbagai jenis tanda kunci yang ada, sedangkan Gambar 3 menunjukkan posisi not dalam tanda kunci treble dan bass.

Gambar 2. Tanda Kunci

Gambar 3. Posisi Not dalam Tanda Kunci Treble dan Bass

4. Tanda Birama

Tanda birama terdiri dari angka-angka yang ditempatkan secara pecahan pada permulaan garis paranada, setelah tanda kunci. Angka di atas menunjukkan banyaknya hitungan dalam tiap-tiap ruas, sedangkan angka di bawah menunjukkan nilai nada dalam 1 hitungan. Contoh partitur yang menggunakan tanda birama 3/4 dapat dilihat pada Gambar 4 di bawah ini.

Gambar 4. Partitur lagu dengan tanda birama ¾

5. Tanda Kromatis (Accidental)

Dalam notasi balok dikenal ada 5 macam tanda kromatis, yaitu:

  • Sharp (#), menaikkan nada sebanyak ½ nada.
  • Double sharp (x), menaikkan nada sebanyak 1 nada.
  • Flat (b), menurunkan nada sebanyak ½ nada.
  • Double flat (bb), menurunkan nada sebanyak 1 nada.
  • Natural (♮), mengembalikan pengaruh penaikan atau penurunan nada.

Tanda kromatis diletakkan di depan not yang akan dinaikkan atau diturunkan nadanya. Pengaruh tanda kromatis ini hanya berlaku untuk not yang sama tingginya dalam satu bar. Gambar 5 berikut adalah gambar dari nada yang diberi tanda kromatis.

Gambar 5. Tanda Kromatis (Accidental)

2. TANGGA NADA

Diatonis Mayor: Susunan nada yang mempunyai 7 nada dan memiliki jarak.

Natural: adalah nada-nadanya belum terkena tanda naik, tanda turun ataupun tanda mengembalikan ke nada semula. Tanda untuk menaikkan ½ nada: # disebut kruis (Sharp). Tanda untuk menurunkan ½ nada: disebut Mol (Flat/Dur).

1. Tangga Nada Diatonis Mayor

Tangga Nada Mayor Kruis, Palang atau Sharp (#)

Untuk membuat tangga nada mayor yang baru, ambil nada ke-5 dari tangga nada mayor sebelumnya sebagai nada dasar dari tangga nada mayor baru tersebut. Sebagai contoh, cara membuat tangga nada G Mayor (1#):

Pada susunan tangga nada tersebut, jarak nada E – F dan F – G belum benar, karena jarak nada-nada tersebut seharusnya berjarak 1 dan ½. Untuk itu, nada F harus dinaikkan ½ laras sehingga menjadi Fis (F#).

Contoh penulisan nada F menjadi Fis (F#) pada paranada kunci G dan F adalah sebagai berikut.

Tanda alterasi yang menyebabkan nada F menjadi Fis. Dapat diambil kesimpulan bahwa langkah awal dalam menentukan nada dasar sebuah tangga nada yang baru adalah dengan mengambil/melihat nada ke-5 dari tangga nada sebelumnya. Kemudian susunlah menjadi sebuah tangga nada baru. Menentukan tangga nada 2#:

Nada dasar dari tangga nada 2# ialah nada ke-5 dari tangga nada yang mempunyai satu #. Tangga nada 2# ialah A Mayor. Tanda pada nada A yaitu F# dan C#.

Untuk menentukan tangga nada dengan 3#, caranya adalah dengan melihat nada ke-5 dari tangga nada dengan 2#. Tangga nada 3# ialah B Mayor. Tanda pada nada B ialah F#, C#, dan G#.

2. Tangga Nada Diatonis Minor

Tangga nada diatonis minor dapat dibentuk dari tangga nada diatonis mayor dengan menurunkan nada ke-3, ke-6, dan ke-7 dari tangga nada diatonis mayor. Misalnya, tangga nada C mayor adalah: C, D, E, F, G, A, B, C. Tangga nada C minor: C, D, E♭, F, G, A♭, B♭, C.

3. Tangga Nada Pentatonis

Tangga nada pentatonis adalah tangga nada yang terdiri dari lima nada. Tangga nada ini memiliki dua jenis, yaitu:

  • Tangga Nada Pentatonis Mayor: terdiri dari nada 1, 2, 3, 5, 6 dari tangga nada mayor.
  • Tangga Nada Pentatonis Minor: terdiri dari nada 1, 3, 4, 5, 7 dari tangga nada minor.

4. Tangga Nada Chromatik

Tangga nada chromatik adalah tangga nada yang terdiri dari 12 nada yang berjarak sama, masing-masing jaraknya 1/2 nada. Tangga nada ini biasanya digunakan untuk menambah warna musik.

5. Tanda Dinamik

Tanda dinamik adalah simbol yang menunjukkan kekuatan atau intensitas bunyi musik, seperti:

  • Pianissimo (pp): sangat lembut
  • Piano (p): lembut
  • Mezzo piano (mp): agak lembut
  • Mezzo forte (mf): agak keras
  • Forte (f): keras
  • Fortissimo (ff): sangat keras

6. Tanda Tempo

Tanda tempo adalah tanda yang menunjukkan kecepatan permainan musik. Misalnya:

  • Largo: sangat lambat
  • Adagio: lambat
  • Andante: sedang
  • Allegro: cepat
  • Presto: sangat cepat

7. Tanda Berhenti

Tanda berhenti digunakan untuk menunjukkan akhir dari suatu frase musik atau akhir dari sebuah bagian. Tanda ini meliputi:

  • Tanda Baris Ganda (||): akhir dari bagian musik.
  • Tanda Baris Ganda dengan Titik (|.): menandakan akhir dari sebuah kalimat musik atau akhir dari bagian yang harus diulang.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Komentar